Pembaca budiman, Jurnal INFOKES Edisi Juni 2018 Volume 2 Nomor 1 kembali
menyapa ruang membaca ilmiah kita. Beberapa artikel menarik redaksi pilihkan sebagai
bagian dari kepedulian dan sikap antusias kita terhadap berbagai isu dunia medis dan
kesehatan dengan berbagai objek-objek penelitian yang eksklusif.
10 artikel yang redaksi sajikan, semuanya memiliki sisi keunikan tersendiri. Pada
awal artikel redaksi sampaikan bagaimana analisis ketepatan waktu dalam pendistribusian
makanan guna menunjang efektifias kerja penyelenggara makanan di instalasi gizi dapat
menjadi acuan pelayanan kepada masyarakat untuk memberikan makanan sehat dengan
tingkat higienitas yang paripurna. Sama halnya, saat redaksi menelaah artikel bagaimana
status kerentanan Aedes Aegyti (Diptera: Culicidae) memiliki pengaruh terhadap insektisida
malathion, bendiokarb dan detamethrin di Kota Sukabumi. Redaksi berharap status
kerentanan ini tidak tedampak pada daerah lainnya. Tak berbeda jauh saat masyarakat
memang sangat membutuhkan sistem informasi kelengkapan pengisian formulir catatan
medis instalasi gawat darurat. Artinya, sebuah prosedur pengelolaan pelayanan obat pun tetap
harus dijalankan dengan tepat guna menunjang efektivitas di instalasi farmasi.
Redaksi juga sangat penasaran saat artikel saus cabai menjadi fenomena masyarakat
pecinta makanan, sehingga layak untuk di analisis secara kimia. Terlebih ketika ubi jalar
ungu (Ipomoea batatas (L.) Lamk.) ternyata memiliki manfaat unutk pembuatan warna
pewarna pangan alami violet ipomoea. Bersinambungan dengan objek bermuatan nabati,
maka nyatanya sisa lauk hewani, lauk nabati dan sayuran konsumen beberapa jenis rumah
makan di Bogor dapat diestimasi.
Suatu hal yang dinantikan pasien apabila rekam medis elektronik dan rekam medis
manual dapat memberikan pengaruh pada peningkatan efektivitas pelayanan rawat jalan
khususnya di rumah sakit Santoso, Kopo Bandung. Suatu hal menggembirakan, tentu! Oleh
karena itu, analisis peminjaman dan pengembalian rekam medis rawat jalan guna menunjang
efektivitas pelayanan seperti yang dilakukan di Rumah Sakit Dustira Cimahi dapat menjadi
model bagi rumah sakit lainnya.
Terakhir, redaksi menyoroti bagaimana analisis kelengkapan formulir informed
consent guna menunjang mutu rekam medis rawat inap di spesialis paru RS Paru DR. H. A
Rotinsulu, Bandung dapat meringankan beban pasien dan keluarga pasien untuk menerima
mutu layanan excelent dari rumah sakit.
Demikianlah, semoga semua artikel ini menjadi suluh bagi masyarakat pecinta medis
dan kesehatan di seluruh tanah air. Kiranya titik tolak baru bagi para peneliti termasuk
pembaca umumnya untuk mengembangkan penelitian berikutnya dapat terwujud nyata.
Salam dari redaksi, selamat membaca.
Published: 2018-06-20