ANALISIS KETERSEDIAAN RESEP OBAT PASIEN PROGRAM PENGENDALIAN PENYAKIT KRONIS (PROLANIS) DENGAN KASUS HIPERTENSI DARI POLI PENYAKIT DALAM KE INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA TK II SARTIKA ASIH KOTA BANDUNG PERIODE BULAN APRIL TAHUN 2024

##plugins.themes.academic_pro.article.main##

Inten Rosdiana Putri
Anggi Setiadi
Veny Usviany

Abstract

Hipertensi adalah suatu penyakit kronis permasalahan pembuluh darah yang memerlukan terapi jangka panjang dengan banyak komplikasi yang mengancam jiwa, bila tidak dideteksi dini dan diterapi dengan tepat, dapat menyebabkan komplikasi dan kematian. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang bersifat prospektif. Adapun objek penelitian ini adalah data resep program pengendalian penyakit kronis (prolanis) poli penyakit dalam dengan kasus hipertensi ke instalasi farmasi Periode Bulan April tahun 2024, dengan kriteria inklusi sampel penelitian ini adalah semua data resep prolanis poli penyakit dalam dengan kasus hipertensi ke instalasi farmasi di Rumah Sakit Sartika Asih (RSBSA) Periode Bulan April tahun 2024, sedangkan kriteria ekslusi sampel penelitian ini adalah semua resep dari poliklinik selain poli penyakit dalam dengan kasus diluar hipertensi. Pada penelitian ini, dilakukan Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan metode non-probability sampling yaitu total sampling dari jumlah total resep yang didapat sebesar 608 resep pasien prolanis. Penelitian dilakukan pada bulan April tahun 2024 di RSBSA. Frekuensi jenis kelamin paling banyak yang berobat ke poliklinik penyakit dalam di RSBSA periode April tahun 2024 adalah jenis kelamin laki-laki sebesar 56,74% sebanyak 345 pasien. Frekuensi rentang umur paling banyak yang berobat ke poliklinik penyakit dalam di RSBSA Periode April tahun 2024 adalah rentang umur diatas 61 tahun sebesar 47,53% sebanyak 289 pasien. Kelengkapan pemberian obat pada resep poliklinik penyakit dalam di RSBSA Periode April 2024 didominasi oleh pasien yang mendapatkan obat tidak lengkap dengan persentase 56,41% sebanyak 343 pasien. Obat yang paling banyak tidak diberikan pada pasien poliklinik penyakit dalam di RSBSA Periode April 2024 adalah obat Atorvastatin 20 mg dengan jumlah 141 pasien dengan persentase 27,12% dengan alasan tidak adanya hasil laboratorium Kadar Kolesterol Total, Trigliserida, dan Low Density Lipoprotein (LDL).

##plugins.themes.academic_pro.article.details##