https://journal.piksi.ac.id/index.php/jhas/issue/feedJHAS (Journal of Health Analysis Student)2024-10-25T04:34:48+00:00Sorayajurnal.jhas@gmail.comOpen Journal Systems<pre><strong>JHAS (Journal of Health Analysis Student)</strong> Publisher : Politeknik Piksi Ganesha<br>Journal Abbrev : JHAS<br>Frequency : 2 issues per year<br>Print ISSN : - (Proses)<br>Online ISSN : - (Proses)<br>Editor-in-chief : Andini Kusdiantini, S.Si., M.Si <br>Managing Editor : Agus Sudrajat,S.Si.,M.T<br>Editor Board : Restiani Alia Pratiwi, M.Si <br> Ramdhan Gunawan, M.Si<br> Arfa Izzati, S.Tr.Kes.,M.S.Farm <br>Citation analysis : Google Scholar<br>Journal Scope : Click here</pre>https://journal.piksi.ac.id/index.php/jhas/article/view/1508PENGARUH LAMA PENUNDAAN TERHADAP HASIL PENGUKURAN KADAR SERUM GLUKOSA DARAH2024-10-25T02:37:16+00:00Dede Sutrisnodsutrisno214@gmail.comAgus Sudrajatmanlab25@gmail.com<p>Pendahuluan: Pelayanan laboratorium klinik merupakan bagian terpenting dari pelayanan yang diperlukan untuk menegakan diagnosis. Pemeriksaan yang sering dilakukan adalah pemeriksaan glukosa dengan spesimen yang banyak digunakan adalah serum. Hal ini dikarenakan kadar glukosa dalam serum yang lebih stabil. Jika terjadi penundaan spesimen pada pemeriksaan glukosa maka akan terjadi glikolisis yang dapat menyebabkan kadar glukosa dalam serum berkurang 10 mg/dL per jam. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya perbedaan kadar glukosa darah sewaktu pada sampel yang langsung diperiksa dan yang ditangguhkan selama 3 jam pada suhu 2-8°C. Metode: Penelitian ini menggunakan metode eksperimental yang menggunakan metode GOD – PAP FAA <em>(Glucose Oxsidase – Peroxidase Aminoantypirin</em>) secara kuantitatif untuk menentukan kadar glukosa darah dengan jumlah spesimen sebanyak 25 sampel. Hasil: Hasil pemeriksaan glukosa dengan serum yang segera diperiksa memiliki rata-rata 120,8 mg/dL sedangkan hasil pemeriksaan glukosa yang disimpan selama 3 jam pada suhu 28°C memiliki rata-rata 116,9 mg/dL. Kesimpulan: Pada uji Wilcoxon didapatkan hasil nilai p = 0.000, karena hasil p < 0,05 hal ini menunjukan adanya perbedaan antara hasil pemeriksaan glukosa dengan serum yang langsung diperiksa dan disimpan selama 3 jam pada suhu 2-8°C. Maka dari itu, bagi tenaga kerja laboratorium disarankan agar tidak menunda spesimen agar hasil pemeriksaan maksimal dan akurat sesuai dengan keadaan pasien.</p>2024-10-25T02:37:16+00:00Copyright (c) 2024 JHAS (Journal of Health Analysis Student)https://journal.piksi.ac.id/index.php/jhas/article/view/1520GAMBARAN KADAR GLUKOSA DARAH SEWAKTU PADA PASIEN WANITA LANSIA DI RUMAH SAKIT HERMINA ARCAMANIK2024-10-25T03:35:26+00:00JHAS_PIKSIjurnal.jhas@gmail.comAndita Eka Putrianditaaep@gmail.comAgus Sudrajatmanlab25@gmail.com<p>Proses penuaan merupakan suatu siklus hidup yang ditandai dengan tahapan penurunan fungsi organ dan rentannya tubuh terhadap berbagai penyakit. Pemeriksaan glukosa darah atau gula darah merupakan salah satu faktor pendukung penting dalam kemampuan pemeriksaan laboratorium klinik untuk membantu diagnosis suatu penyakit. Glukosa darah adalah karbohidrat yang digunakan sebagai sumber energi yang ditangkap dalam jumlah besar ke dalam darah dan diubah di hati. Penyakit yang berhubungan dengan glukosa darah adalah Diabetes Mellitus (DM). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui status terkini kadar glukosa darah wanita lanjut usia di RS Hermina Arcamanik. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif menggunakan metode <em>Cross sectional</em>. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang digunakan untuk menggambarkan atau mendeskripsikan data yang telah dikumpulkan menjadi sebuah informasi. Jumlah sampel yang diambil yaitu 45 sampel dan klasifikasi variable terdiri dari: usia dan kadar glukosa darah. Alat dan bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah Safety lancet merah muda mini flow 28G/1.8 mm, BD Alcohol Swab 70%, Easy Touch Blood Glucose Stat Strip XpressTM, Stat Strip Xpress Glu-Test Strip, dan kapas. Penelitian ini mengumpulkan data sekunder dari rekam medis dan pemeriksaan laboratorium, disusun dalam bentuk tabel, dan melakukan analisis deskriptif untuk membandingkan hasil pemeriksaan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 45 sampel pada pemeriksaan kadar glukosa sewaktu pada wanita lansia ternyata lebih banyak yang memiliki kadar glukosa darah sewaktu tinggi dengan jumlah 28 orang (62,22%) dan untuk sisanya memiliki kadar nilai yang normal dan rendah. sedangkan berdasarkan Karakteristik usia, menunjukkan bahwa usia di angka 61-70 tahun adalah usia yang memiliki kadar nilai gula darah yang paling tinggi.</p>2024-10-25T03:35:26+00:00Copyright (c) 2024 JHAS (Journal of Health Analysis Student)https://journal.piksi.ac.id/index.php/jhas/article/view/1521GAMBARAN NILAI SGPT PASIEN TUBERKULOSIS DENGAN PENGGUNAAN OAT DI RUMAH SAKIT DKH KEDUNGWARINGIN 2024-10-25T03:52:25+00:00JHAS_PIKSIjurnal.jhas@gmail.comAi Eli Sri Wahyuniaielisriwahyuni01@gmail.comAgus Sudrajatmanlab25@gmail.com<p>Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh kuman mycobacterium tuberculosis, TB paru adalah TB yang menyerang jaringan (Parenkim) paru, tidak termasuk selaput paru (pleura) dan kelenjar pada hilus. Penularan penyakit ini terjadi melalui media udara dan pathogen. Penggunaan obat anti tuberkulosis dapat memberikan efek samping akibat penggunaanya. OAT memiliki kemampuan hepatotoksisitas yang meracuni dan merusak sel hati. Untuk melihat hepatotoksisitas dari konsumsi OAT dapat dilihat dari fungsi kadar hati, Pemeriksaan fungsi hati meliputi pemeriksaan sgot (serum glutamic-oxaloacetic transaminase) dan SGPT (serum glutamic-pyruvic transaminase). Dari 30 responden di dapat bahwa penderita TB paru yang mengkonsumsi OAT sebagian besar tidak mengalami hepatotoksisitas dengan kadar SGPT <43 U/L, yaitu sebesar (70%), sementara yang menderita hepatotoksisitas dengan kadar SGPT >43U/L sebesar (30%). Dapat disimpulkan bahwa kadar SGPT meningkat setelah penggunaan OAT terhadap pasien yang berusia 51-80 dengan kadar diatas >43 U/L.</p>2024-10-25T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 JHAS (Journal of Health Analysis Student)https://journal.piksi.ac.id/index.php/jhas/article/view/1522GAMBARAN NILAI HEMOGLOBIN PASIEN THALASEMIA RUMAH SAKIT HERMINA ARCAMANIK2024-10-25T03:51:56+00:00JHAS_PIKSIjurnal.jhas@gmail.comDesty Amnestyadamnestya@gmail.comAgus Sudrajatmanlab25@gmail.com<p>Talasemia merupakan salah satu penyakit kelainan genetik yang cukup banyak diderita oleh masyarakat di dunia. Indonesia termasuk salah satu negara dalam sabuk thalasemia dunia, artinya negara dengan frekuensi gen (angka pembawa sifat) thalassemia yang tinggi. Rumah sakit Hermina Arcamanik adalah rumah sakit swasta dan salah satu rumah sakit tipe C yang terletak di Kota Bandung, Jawa Barat. Berdasarkan hasil pra survey di RS Hermina Arcamanik didapatkan kasus thalasemia yang beragam dari mulai nilai kadar hemoglobin, jenis kelamin dan kelompok usia. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan metode penelitian cross sectional, yaitu pengumpulan data dengan waktu yang bersamaan. Penelitian ini dilakukan di RS Hermina Arcamanik selama bulan Februari - Maret. Variabel yang digunakan yaitu penderita thalassemia sebanyak 30 penderita melakukan pemeriksaan hemoglobin yang dibedakan berdasarkan kelompok usia, jenis kelamin dan nilai kadar hemoglobin. Hasil analisis data menunjukan bahwa dari 30 pasien thalasemia, 16 pasien adalah Perempuan. Sebanyak 10 pasien thalasemia adalah dengan kelompok usia remaja (12-26 Tahun). Dan nilai rata-rata kadar hemoglobin pasien thalasemia terendah adalah 6,95 ada pada kelompok usia remaja (16-26 Tahun).</p>2024-10-25T03:51:56+00:00Copyright (c) 2024 JHAS (Journal of Health Analysis Student)https://journal.piksi.ac.id/index.php/jhas/article/view/1523GAMBARAN JUMLAH LEUKOSIT PADA PASIEN DEMAM BERDARAH DENGUE DI KLINIK HARAPAN SEHAT CIANJUR2024-10-25T04:02:34+00:00JHAS_PIKSIjurnal.jhas@gmail.comResti NoviyantiRestinovi49@gmail.comAgus Sudrajatmanlab25@gmail.com<p>Demam Derdarah Dengue (DBD) merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus dengue dan menjadi masalah Kesehatan Masyarakat di Indonesia yang jumlahnya kian meningkat. Salah satu prosedur yang digunakan untuk mendeteksi demam berdarah dengue adalah pemeriksaan hitung jumlah leukosit. Leukosit berfungsi untuk membantu tubuh melawan infeksi dan penyakit. Jumlah sel darah putih pada pasien DBD biasanya mengalami penurunan (leukopenia) dan didominasi dengan neutropenia. Penelitian dilakukan pada bulan Maret sampai April 2024. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran jumlah leukosit pada penderita demam berdarah. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan menggunakan sampel penderita demam berdarah dengue sebanyak 30 orang. Hasil yang didapat pada penelitian ini yaitu jumlah leukosit yang normal pada pasien DBD di Klinik Harapan Sehat Cianjur sebanyak 5 orang (16,7%), hasil jumlah leukosit yang menurun sebanyak 25 orang (83,3%). Jumlah leukosit pada penderita DBD berdasarkan kategori umur yaitu 3 – 16 tahun: 9 pasien (30%), umur 17 – 30 tahun: 6 pasien (20%), umur 31 – 40 tahun: 5 pasien (17%), umur 41 – 50 tahun : 6 pasien (20%), umur 51- 60 tahun : 3 pasien (10%) dan umur 61- 70 tahun : 1 pasien (3%). Berdasarkan kategori jenis kelamin didapatkan hasil laki-laki 9 pasien (30%) dan Perempuan 21 pasien (70%).</p>2024-10-25T04:02:34+00:00Copyright (c) 2024 JHAS (Journal of Health Analysis Student)https://journal.piksi.ac.id/index.php/jhas/article/view/1525GAMBARAN KADAR HEMOGLOBIN PADA LANJUT USIA DI RUMAH SAKIT SANTOSA KOPO KOTA BANDUNG2024-10-25T04:08:03+00:00JHAS_PIKSIjurnal.jhas@gmail.comIrwan Maulanapiksi.irwan.20308007@gmail.com<p>Anemia didefiniskan sebagai penurunan kadar hemoglobin, hematokrit, atau hitung eritrosit, akan tetapi yang sering dipakai untuk skrining anemia adalah kadar hemoglobin. Lansia merupakan keadaan alamiah yang dialami oleh setiap orang ketika mencapai umur tertentu. Anemia sering dijumpai pada lansia dan meningkatnya insidensi anemia dihubungkan dengan bertambahnya usia telah menimbulkan spekulasi bahwa penurunan hemoglobin merupakan konsekuensi dari pertambahan usia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kadar hemoglobin pada lansia di Rumah Sakit Santosa Kopo Kota Bandung. Metode yang digunakan adalah Analisis Deskriptif dengan uji laboratorium yang dilakukan di Rumah Sakit Santosa Kopo Kota Bandung. Sampel berjumlah 30 orang pasien lansia. Dari 30 sampel darah responden yang diperiksa didapatkan hasil sebanyak 18 sampel (60%) memiliki kadar hemoglobin tidak normal dan 12 sampel (40%) memiliki kadar hemoglobin normal dan 30 orang pasien lansia pada 23 orang pekerja berat (pekerja) yang diperiksa diperoleh hasil sebanyak 15 orang (65,2%) normal dan 8 orang (34,8%) tidak normal. Pada 7 orang pekerja ringan (ibu rumah tangga) yang diperiksa diperoleh hasil sebanyak 6orang (85,7%) normal dan 1 orang ( 14,3%) yang tidak normal atau anemia.</p>2024-10-25T04:08:03+00:00Copyright (c) 2024 JHAS (Journal of Health Analysis Student)https://journal.piksi.ac.id/index.php/jhas/article/view/1527GAMBARAN PENGGUNAAN THROMBOCYTE CONCENTRATE PADA PASIEN TROMBOSITOPENIA DI RSUD AL IHSAN TRIWULAN I TAHUN 20242024-10-25T04:13:58+00:00JHAS_PIKSIjurnal.jhas@gmail.comRustina Fatmarustinafatma29@gmail.comAgus Sudrajatmanlab25@gmail.com<p><em>Thrombocyte Concentrate</em> dalam tubuh manusia mempunyai nilai normal 150.000 - 400.000 μL. Pada penderita Trombositopenia kadar TC kurang dari 20.000 μL. Maka dibutuhkan Transfusi TC pada pasien Trombositopenia, penyakit ini banyak disebabkan oleh beberapa faktor seperti Demam Berdarah Dengue (DBD), infeksi virus, atau pada seseorang dengan gangguan autoimun. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran karakteristik pengguna <em>Thrombocyte Concentrate</em> pada pasien Trombositopenia di RSUD Al Ihsan pada bulan Januari – Maret tahun 2024. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei deskriptif menggunakan data sekunder dengan menggunakan pendekatan cross-sectional. Populasi dan sampel penelitian ini adalah pasien Trombositopenia di RSUD Al Ihsan sebanyak 51 pasien, populasi terbagi menjadi beberapa kategori, berdasarkan jenis kelamin laki-laki 36 pasien, jenis kelamin perempuan 15 pasien. Berdasarkan rentang usia 0-20 tahun 19 pasien, 21-40 tahun 12 pasien, 41-60 tahun 15 pasien, 61-80 tahun 5 pasien. berdasarkan jenis golongan darah A 15 pasien, golongan darah B 12 pasien, golongan darah AB 3 pasien dan golongan darah O sebanyak 21 pasien. Kesimpulannya pengguna <em>Thrombocyte Concentrate</em> pada pasien Trombositopenia di RSUD Al Ihsan Triwulan I tahun 2024 mendapatkan hasil mayoritas pada pasien laki-laki dengan usia 0-20 tahun dan golongan darah O.</p>2024-10-25T04:13:58+00:00Copyright (c) 2024 JHAS (Journal of Health Analysis Student)https://journal.piksi.ac.id/index.php/jhas/article/view/1528GAMBARAN KADAR ASAM URAT PADA MAHASISWA DIII ANALIS KESEHATAN POLITEKNIK PIKSI GANESHA2024-10-25T04:19:52+00:00JHAS_PIKSIjurnal.jhas@gmail.comNazwa Zaq’atun Nuhanazwazaqian@gmail.comAgus Sudrajatmanlab25@gmail.com<p>Banyaknya mahasiswa tidak menjaga pola hidup yang sehat, sehingga dapat memungkinkan banyak mahasiswa di usia produktif memiliki kadar asam urat yang tinggi. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui gambaran kadar asam urat pada mahasiswa DIII analis kesehatan Politeknik Piksi Ganesha menggunakan metode Point Of Care Testing (POCT). Populasi sampel berjumlah 30 responden yang dipilih secara purposif. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan kuisioner. Berdasarkan usia terdiri dari 28 orang berusia sekitar 19-22 tahun (93%) dan 2 orang berusia sekitar 23-25 tahun (7%). Berdasarkan faktor genetik terdapat 3 orang yang memiliki faktor genetik (10%) dan 27 orang yang tidak memiliki faktor genetik asam urat (30%). Berdasarkan asupan makanan tinggi purin terdapat 8 orang yang sering mengkonsumsi makanan tinggi purin (27%) dan 22 orang yang tidak begitu sering mengkonsumsi makanan tinggi purin (73%). Berdasarkan aktivitas fisik terdapat sebanyak 15 orang yang rutin melakukan aktivitas fisik (50%) dan 22 orang yang tidak mengkonsumsi makanan tinggi purin (50%). Berdasarkan konsumsi obat-obatan diperoleh dari 30 responden semuanya tidak mengkonsumsi obat-obatan (100%). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pada mahasiswa DIII analis kesehatan politeknik piksi ganesha terdapat 25 orang memiliki kadar asam urat normal (83%) dan 5 orang memiliki kadar asam urat tidak normal (17%).</p>2024-10-25T04:19:51+00:00Copyright (c) 2024 JHAS (Journal of Health Analysis Student)https://journal.piksi.ac.id/index.php/jhas/article/view/1530GAMBARAN HEMOGLOBIN PADA PASIEN GINJAL KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISA DI RUMAH SAKIT HERMINA ARCAMANIK BANDUNG2024-10-25T04:28:06+00:00JHAS_PIKSIjurnal.jhas@gmail.comIndah Amelinaindahamelina32@gmail.comAgus Sudrajatmanlab25@gmail.com<p>Gagal ginjal kronik yaitu ketika fungsi ginjal secara bertahap menurun dan tidak dapat pulih kembali. Anemia yaitu salah satu komplikasi yang paling umum pada penderita gagal ginjal kronis. Ini dapat menyebabkan penurunan energi, peningkatan risiko serangan jantung, bahkan gagal hati, yang dapat mempengaruhi kualitas hidup pasien. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengukur kadar hemoglobin pada individu yang mengalami gagal ginjal kronis dan memerlukan hemodialisis. Dari Maret hingga Mei 2024, penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif dan pendekatan cross-sectional dilakukan di RSU Hermina Arcamanik Bandung. Hasil pengujian menunjukkan bahwa kadar hemoglobin sampel berada di bawah nilai normal yang ditetapkan: untuk pria, nilainya yaitu 12,9 g/dL dan untuk wanita, nilainya yaitu 11,9 g/dL. Terlihat dari temuan ini, prevalensi anemia lebih tinggi pada penderita laki-laki (51%) dibandingkan penderita perempuan (49%). Selain itu, prevalensi anemia ditemukan bervariasi berdasarkan usia, dengan tingkat tertinggi terjadi pada kelompok usia 50-69 tahun. Data tersebut menyoroti perlunya perhatian khusus mengenai penatalaksanaan anemia pada penderita gagal ginjal kronik, terutama pada kelompok rentan seperti laki-laki dan penderita lanjut usia. Penelitian ini memberikan kontribusi penting mengenai pemahaman dan penatalaksanaan komplikasi anemia pada penderita gagal ginjal kronik yang menjalankan hemodialisis dan menyoroti perlunya strategi penatalaksanaan yang lebih efektif untuk meningkatkan kualitas hidup mereka.</p>2024-10-25T04:28:06+00:00Copyright (c) 2024 JHAS (Journal of Health Analysis Student)https://journal.piksi.ac.id/index.php/jhas/article/view/1532PERBANDINGAN HASIL PEMERIKSAAN GLUKOSA DARAH SEGERA DAN DITUNDA SELAMA 2 JAM DENGAN METODE POCT2024-10-25T04:34:48+00:00JHAS_PIKSIjurnal.jhas@gmail.com Ikma Almaliahikmaalma911@gmail.comAgus Sudrajatmanlab25@gmail.com<p>Glukosa darah merupakan salah satu parameter penting dalam kesehatan manusia yang mengukur kadar gula dalam darah. Kadar glukosa yang stabil dan terkontrol adalah kunci untuk menjaga fungsi tubuh yang optimal.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan hasil pemeriksaan glukosa darah yang dilakukan segera dan ditunda selama 2 jam dalam suhu ruang dengan menggunakan metode Point-Of-Care Test (POCT) dengan jumlah spesimen sebanyak 30 sampel. Penelitian dilakukan dengan membandingkan waktu yang dibutuhkan, keakuratan, dan konsistensi hasil antara kedua waktu. Metode kuantitatif digunakan dalam penelitian ini. Metode kuantitatif menitikberatkan pada pengumpulan data yang dapat diukur dan dianalisis secara statistik untuk menjawab pertanyaan penelitian atau menguji hipotesis yang disusun pada sampel partisipan yang dipilih secara acak. Rata-rata hasil pemeriksaan glukosa darah yang di periksa segera adalah 159,8 mg/dL sementara rata-rata hasil pemeriksaan setelah penundaan 2 jam adalah 134,5 mg/dL. Ada perbedaan antara hasil pemeriksaan segera dan yang ditunda selama 2 jam. Oleh karena itu, seorang ATLM disarankan tidak menunda pengujian sampel agar hasilnya akurat sesuai dengan kondisi pasien.</p>2024-10-25T04:34:48+00:00Copyright (c) 2024 JHAS (Journal of Health Analysis Student)